×
Community Blog Pengertian dan Cara Kerja Blockchain

Pengertian dan Cara Kerja Blockchain

Blockchain adalah teknologi yang sedang populer di dunia, terutama di Indonesia. Blog ini akan membahas mengenai pengertian dari blockchain dan cara kerjanya.

By Sunny Jovita, Solution Architect Intern

Latar Belakang

Blockchain adalah teknologi yang sedang populer di dunia, terutama di Indonesia. Tidak hanya di kalangan IT, melainkan juga di masyarakat umum. Bagi masyarakat umum, blockchain adalah istilah yang mungkin masih cukup asing terdengar sampai saat ini.

Apalagi dalam beberapa tahun terakhir, teknologi blockchain menjadi perbincangan banyak orang yang mulai terjun ke dalam dunia trading cryptocurrency. Lantas, sebetulnya apa itu blockchain dan bagaimana cara kerjanya?

Apa itu Blockchain?

Jika dilihat dari namanya sendiri, Blockchain terdiri dari dua kata, yaitu block/kelompok (block) dan rantai (chain). Segala informasi yang terdapat di dalam komputer dibagi menjadi beberapa blok yang saling terhubung oleh ‘rantai’.

Jadi, secara sederhana, Blockchain dapat diartikan sebagai serangkaian blok yang berisikan informasi digital. Setiap blok ini memiliki komponen yang disebut hash. Hash adalah suatu kode unik dari hasil enkripsi berupa angka atau huruf yang menyusun berbagai informasi pada blok. Kode hash mengidentifikasi blok dan semua isinya, dan hash selalu unik, seperti sidik jari. Jadi, setiap perubahan yang terjadi di dalam blok akan menyebabkan hash berubah.

Oleh karena itu, hash sangat berguna ketika user ingin mendeteksi adanya anomali di dalam chain. Jika sidik jari dari sebuah blok berubah, itu tidak akan tetap menjadi blok yang sama.

Struktur Blockchain

Setiap blok memiliki:

  1. Data
  2. Hash
  3. Hash dari blok sebelumnya

Misalnya, kita memiliki rantai 3 blok. Blok 1 tidak memiliki blok sebelumnya. Blok 2 berisi hash dari blok 1. Sedangkan blok 3, berisi hash dari blok 2.

Blog_1_pic_1

Oleh karena itu, semua blok berisi hash dari blok sebelumnya. Ini adalah teknik yang membuat blockchain sangat aman.

Tapi, bagaimana jika ada hacker yang mengubah data di salah satu blok?

Mari kita asumsikan ada hacker yang memanipulasi data di blok 2. Secara bersamaan, hash dari blok 2 juga akan berubah. Tetapi, blok 3 masih berisi hash lama dari blok 2. Hal ini membuat blok 3 dan semua blok berikutnya tidak valid karena tidak memiliki hash yang benar dari blok sebelumnya.

Blog_1_pic_2

Tapi, bagaimana jika hacker bisa mengkalkulasi hash dengan cepat?

Namun, dengan kemajuan teknologi saat ini, komputer dapat menghitung ratusan hash per-detik. Dalam hitungan menit, hacker dapat mengutak-atik sebuah blok dan kemudian menghitung ulang semua hash dari blok lain untuk membuat blockchain valid Kembali.

Untuk mencegah masalah ini, blockchain menggunakan konsep “Proof-of-work”. Proof-of-work adalah mekanisme yang memperlambat pembuatan blok baru. Proof-of work adalah masalah komputasi yang membutuhkan upaya tertentu untuk dipecahkan.

Dalam kasus diatas, dibutuhkan hampir 10 menit untuk melakukan Proof-of-work yang diperlukan untuk menambahkan blok baru ke rantai. Mempertimbangkan kasus diatas, jika seorang hacker ingin mengubah data di blok 2, maka dia perlu melakukan Proof-of-work (yang akan memakan waktu 10 menit) dan baru kemudian membuat perubahan di blok 3 dan semua blok berikutnya.

Blog_1_pic_3

Maka dari itu, mengubah satu blok dapat membuat semua blok berikutnya menjadi tidak valid. Ini adalah teknik yang membuat blockchain sangat aman.

Mekanisme ini membuat blockchain cukup sulit untuk diretas. Jika ada hacker yang meretas salah satu blok, maka ia perlu menghitung ulang Proof-of-work untuk semua blok berikutnya. Dengan demikian, teknik hashing dan Proof-of-work membuat blockchain sangat aman.

Apa itu Jaringan P2P?

Blockchain menggunakan jaringan P2P (peer to peer) dan semua orang diizinkan untuk bergabung. Ketika user memasuki jaringan ini, ia akan mendapatkan salinan lengkap dari blockchain. Setiap komputer disebut node. Jaringan P2P digunakan untuk berkomunikasi satu sama lain antar node (komputer) serta untuk memverifikasi blok-blok baru.

Blog_1_pic_4

Mari kita simulasikan apa yang terjadi ketika ada pengguna yang membuat blok baru. Blok baru ini akan dikirimkan ke semua pengguna di jaringan. Setiap node (komputer) perlu memverifikasi blok untuk memastikan bahwa itu tidak diubah. Setelah pemeriksaan lengkap, setiap node akan menambahkan blok ini ke blockchain mereka.

Blog_1_pic_5

Semua node di dalam jaringan membuat konsensus. Semua pengguna perlu menyetujui tentang blok mana yang valid dan mana yang tidak. Node dalam jaringan akan menolak jika ada blok yang dimanipulasi oleh hacker.

Bagaimana Cara Blockchain Bekerja?

Blog_1_pic_6

Pada sistem bitcoin misalnya, cara kerja blockchain bisa digambarkan sebagai berikut:

  1. Seseorang membeli bitcoin (terjadilah transaksi). Selain itu, transaksi juga dapat berupa kontrak, catatan, atau informasi lainnya.
  2. Transaksi yang dibuat akan disebar ke jaringan P2P dengan bantuan node.
  3. Transaksi tersebut nantinya akan diverifikasi oleh pengguna yang berada di dalam jaringan P2P yang sama.
  4. Transaksi yang telah terverifikasi kemudian akan ditambahkan ke dalam chain, lalu disebar ke semua node di dalam P2P tersebut.
  5. Transaksi selesai.

Tipe-tipe Blockchain

Public
Jenis blockchain ini dapat dilihat oleh semua orang di internet. Ini memungkinkan siapa saja untuk memverifikasi dan menambahkan blok transaksi ke blockchain. Siapapun dapat menggunakan jenis blockchain public. Contoh blockchain public adalah bitcoin dan cryptocurrency lainnya.

Private
Jenis blockchain private pada umumnya berada dalam satu organisasi. Hanya orang-orang tertentu dari organisasi untuk memverifikasi dan menambahkan blok transaksi. Tipe blockchain ini tidak bisa diakses oleh public. Biasanya, ini digunakan untuk kepentingan database dan riset dari sebuah perusahaan. Contoh blockchain private adalah multichain, Hyperledger fabric, Antchain.

Consortium
Blockchain konsorsium (consortium) adalah blockchain yang dikembangkan oleh suatu organisasi untuk kepentingan atau tujuan tertentu. Dalam consortium blockchain, beberapa aspek organisasi dipublikasikan, sementara yang lain tetap bersifat pribadi.

Hybrid
Hybrid blockchain yang juga dikenal dengan semi-private blockchain adalah blockchain yang dikendalikan oleh organisasi atau developer yang juga memberikan akses untuk beberapa pengguna yang sudah memenuhi syarat yang ditentukan, biasanya blockchain jenis ini digunakan oleh pelaku B2B atau industri pemerintahan. Blockchain in disebut semi-private karena menggabungkan manfaat privasi dari private blockchain dengan keamanan dan transparansi yang dimiliki oleh public blockchain. Dengan kedua fitur tersebut, dapat memberikan fleksibilitas yang signifikan untuk memilih data apa yang dapat diakses dan di publikasikan secara transparan dan data apa yang ingin mereka rahasiakan.

Fitur Utama Teknologi Blockchain

Pada dasarnya ada tiga fitur utama dari teknologi blockchain yang membuatnya bisa mendapatkan pengakuan yang luas. Ketiga fitur tersebut adalah desentralisasi, transparansi, dan juga kekal atau tidak bisa diubah.

1. Desentralisasi (Decentralization)

Sebelum teknologi blockchain ada, kita lebih terbiasa menggunakan entitas terpusat untuk menyimpan semua data dan anda harus berinteraksi hanya dengan entitas ini untuk mendapatkan informasi apapun yang anda butuhkan. Contoh dari entitas terpusat adalah bank.

Dalam sistem yang desentralisasi ini, seluruh informasi tidak disimpan oleh satu entitas tunggal. Dalam jaringan desentralisasi ini, bila Anda ingin melakukan interaksi dengan teman, maka Anda bisa melakukannya secara langsung tanpa melalui pihak ketiga.

Hanya Anda sendiri yang bertanggung jawab atas kepemilikan uang Anda. Anda juga bisa mengirim uang Anda pada siapapun yang Anda pilih tanpa menggunakan jasa bank.

2. Transparansi (Transparency)

Teknologi blockchain cukup efektif untuk menyimpan jejak informasi dan juga transaksi. Selain itu, sistem yang ada di dalamnya juga sudah terbukti aman dan transparan. Sebab, identitas seseorang akan disembunyikan melalui adanya kriptografi yang kompleks dan hanya diwakili dengan alamat publik mereka. Jadi, saat Anda ingin mencari riwayat transaksi seseorang, maka Anda tidak bisa melihatnya sebagai “Budi Mengirim 1 BTC”, melainkan akan diganti dengan “KfT2th38zy mengirim 1 BTC”.

Jadi, walaupun memang identitas asli dari orang tersebut aman, namun Anda masih bisa melihat seluruh transaksi yang dilakukan oleh alamat publik mereka. Dibandingkan sistem perbankan, sistem blockchain sangat berbeda. Dengan teknologi yang diterapkan blockchain, informasi maupun dana pengguna tidak dapat digunakan tanpa sepengetahuan pemilik (bersifat transparan).

3. Kekekalan (immutable)

Kekekalan dalam konteks blockchain adalah bahwa sekali sesuatu sudah diinput ke dalam blockchain, maka sesuatu tersebut sudah tidak bisa dirusak/diubah. Hal ini tentu sangat penting untuk lembaga keuangan seperti perbankan.

Demi keamanan dari data yang terjamin, transaksi di dalam blockchain tidak bisa diubah sehingga tidak seorangpun dapat menghapusnya (immutable).

0 1 0
Share on

Alibaba Cloud Indonesia

91 posts | 12 followers

You may also like

Comments